Langkah Sang Motivator -->

Iklan Semua Halaman

Langkah Sang Motivator

Mahmud Thorif
24 Desember 2011

Menjadi motivator tidaklah mudah, ia harus bisa menularkan semangat kepada yang diberi motivasi. Rasulullah Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wassalam adalah sang motivator handal. Saat perang Khandak misalnya, beliau memecahkan batu dengan tangannya sendiri agar sahabat-sahabat beliau bisa tertular semangat yang ada pada beliau. Tidak hanya gerakan fisik yang beliau perlihatkan, tapi terungkap juga kata-kata yang ‘membakar’ semangat para sahabat waktu itu, bahwa kelak Persi dan Romawi akan hancur. Nah di sinilah kekuatan sang motivator mulai mengalir di aliran darah para sahabat. Bagaimana tidak, waktu itu sangat sedikit sahabat yang memiliki kelebihan makanan, sehingga pekerjaan membuat parit bukanlah pekerjaan yang menjadi mudah, tetapi pekerjaan yang sangat payah, di tengah terik panas matahari dan tidak banyak makanan yang ada. Jauh berbeda dengan keadaan manusia sekarang, belum bekerja sudah disuruh makan. Tetapi semangat para sahabat untuk mempertahankan kemuliaan Islam tidak surut, bahkan semakin menggelora karena ulah sang Motivator, yang tidak lain adalah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassalam itu sendiri.
 
Lalu sepenting apa sih sang motivator itu? Apa kalau tidak ada dia manusia akan mati? Atau kalau tidak ada dia manusia akan tidak sempurna?
Seorang pemimpin perusahaan adalah motivator, seorang general manajer adalah motivator, seorang kepala sekolah adalah motivator, seorang guru adalah motivator, kedua orangtua adalah motivator. Bagaimana tidak memberi motivasi, mereka membawahi sekian banyak manusia yang harus mengikuti semua petunjuknya. Sekali saja sang motivator melakukan kesalahan fatal, ia akan dicap tidak becus mengurus perusahaan, mengurus sekolah, menjadi guru, atau bahkan menjadi orangtua. Kalau sudah mendapat cap seperti ini, untuk bangkit kembali sangatlah sulit, karena dia sudah tidak dipercaya dan tidak didengar lagi oleh para bawahannya.
Jadi, motivator itu sangatlah penting, di tangan dialah perubahan menjadi lebih baik. Langkah-langkah tegap sang motivator menjadi inspirasi bagi pengikutnya, langkah-langkah tegas sang motivator menjadi panutan anak buahnya.
Sudah tentu menjadi motivator tidak mudah. Dia harus banyak menimba pengalaman, baik pengalaman pribadi ataupun pengalaman orang lain. Dengan ketajaman intuisinya dia harus bisa mengambil tindakan-tindakan tegas yang bisa mengubah kondisi, baik itu kondisi perusahaan, kondisi sekolah, kondisi murid-muridnya, atau kondisi putra-putrinya. Maka sangat dianjurkan kepada calon motivator untuk menjadi manusia yang selalu haus akan ilmu, banyak membaca, dan banyak menimba ilmu baik dari buku atau manusia lain. Jika sang motivator hanya diam berpangku tangan, maka tunggulah waktunya, dia akan digilas oleh jaman, dia akan menjadi manusia paling menyesal karena tidak bisa mengubah keadaan menjadi lebih baik.
Ya, langkah sang motivator akan selalu menjadi panutan. Maka sang motivator harus pandai-pandai mengatur langkah, salah langkah sedikit saja bisa mengakibatkan ditinggal oleh pengikutnya. Tidak ada dalam kamus sang motivator kata ‘tidak bisa, menyerah, santai, dan lainnya’. Tidak. Sang motivator harus terlihat antusias di depan anak buahnya. Sekali dia terlihat loyo, akan diikuti oleh anak buahnya, atau yang masih ringan, kata-katanya kehabisan bahan bakar, sehingga tidak bisa membakar semangat mereka. Sang motivator harus selalu penuh bahan bakar, tidak ada istilah berhenti untuk memberi motivasi.
Tidak heran jika kita melihat sekarang ini banyak perusahaan-perusahaan besar berani membayar mahal para konsultan, karena mereka membutuhkannya. Mereka butuh motivator untuk membangun maju perusahaannya. Bukan hanya perusahaan, sekolah-sekolah jaman sekarangpun tidak ketinggalan, mereka mendatangkan motivator-motivator handal untuk membakar semangat anak didik mereka, orangtua murid, dan guru yang ada di sekolahnya. Tidak lain dan tidak bukan agar anak didik, orangtua, dan gurunya menjadi lebih baik. Jika anak didik, orangtua, dan guru sudah ada kemauan kuat untuk berubah menjadi baik, mereka berani mengorbankan waktu, tenaga, pikiran, bahkan biaya untuk perubahan yang lebih baik ini. Tapi jika mereka minim semangat, sudah tentu akan minim pula prestasi yang ada.
Nah, sudah saatnya kita menjadi motivator-motivator handal yang mampu mengubah keadaan di sekitar kita. Mari. Kapan lagi kalau tidak sekarang ini. Ya, sekarang ini saat yang tepat. Kebenaran hanyalah milik Allah ‘azza wa jalla. || Tuswan Reksameja.