Memilih Calon Presiden dengan Hati dan Pikiran Jernih -->

Iklan Semua Halaman

Memilih Calon Presiden dengan Hati dan Pikiran Jernih

Mahmud Thorif
07 Januari 2019

www.emthorif.blogspot.com || Berbicang calon presiden memang tidak ada matinya. Yang mati justru nanti para pendukung paslon itu sendiri. Mati kenapa? Mereka bisa mati persahabatannya, mati silaturahimnya, mati kasih sayangnya, mati empatinya, bahkan bisa mati segalanya. Iya, gara-gara berbeda pilihan calon presiden.

Berbeda boleh-boleh saja sih, nggak ada yang melarang. Orang kita mau sama-sama memilih Pak Prabowo juga tidak ada yang melarang kok. Demikian juga kita sama-sama tidak memilih Pak Jokowi juga dilindungi oleh undang-undang. Namanya saja negara demokrasi.

Memilih calon presiden itu dengan pikiran yang jernih. Cobalah untuk berpikir jernih, siapa saja sih orang-orang yang ada di sekeliling para calon presiden sekarang ini?

Cobalah lihat dengan hati yang jernih. Dilihat partai pendukungnya, misalnya. Di kalangan Pak Jokowi rata-rata ada para pendukung si Ahok, yang notabene telah melecehkan Al-Quran. Rata-rata juara korupsi di berbagai daerah, dan tentunya didukung oleh 9 naga yang modalnya tentu bejubun. Apalagi ada pendukung baru, partai yang baru lahir, sudah sok belagu bikin statement ngawur.

Cobalah lihat dengan hati yang jernih. Dilihat dari para buzzernya, ayooo lihat dengan hati yang jernih. Siapa saja para buzzer bayaran paslon Pak Jokowi. Lihat status-status mereka, lihat dengan siapa mereka berkawan, lihat apa yang mereka perjuangkan.

Cobalah lihat dengan hati yang jernih. Apa yang mereka selalu perjuangkan. Mulai dari saat tidak berkuasa demo BBM di mana-mana, eh giliran berkuasa BBM naik senak wudelnya.

Cobalah lihat dengan hati yang jernih. Para ulama dikriminalisasi. Hukum dibuat tajam ke yang kontra penguasa dan dibuat tumpul ke para pendukung penguasa.

Yuuuk sekali lagi, lihat dengan hati dan pikiran yang jernih.

Kini,giliran mereka ingin melanggengkan kekuasaan, mereka merangkul ulama. Mereka ingin memecah belah suara kaum muslimin di Indonesia. Beruntung, ummat Islam sudah cerdas dalam berpolitik.

Halah, ini yang nulis juga berpikiran kotor kepada paslon Pak Jokowi dan Kyai Makruf. Iya, memang betul. Pikiran penulis menjadi kotor melihat orang-orang di sekeliling Pak Jokowi, sehingga menggerakkan hati dan pikiran ini untuk sekuat tenaga meolak mereka.

Gubraaaaak....

Sekali lagi persahabatan itu nomor 01, tapi pilihan presiden itu tetep nomor 02

@emthorif

Pinjem Fotomu ya Mas Dhani :)