Teknik Memperoleh Dukungan “Sponsor” ala PSI Dibalik Anti Perda Syariah dan Injil -->

Iklan Semua Halaman

Teknik Memperoleh Dukungan “Sponsor” ala PSI Dibalik Anti Perda Syariah dan Injil

Mahmud Thorif
17 November 2018

Oleh : Bang DW

Beberapa hari ini, laman media sosial diramaikan pemberitaan mengenai pernyataan  ketua umum PSI yang menyatakan tidak akan mendukung peraturan daerah (perda) yang berlandaskan agama baik itu perda syariah dan perda injil, Pernyataan ketua umum PSI Grace Natalie ini langsung mendapatkan respon dari berbagai pihak
Ada yang mengatakan bahwa pernyataan ketua umum PSI adalah pernyataan yang biasa menjadi jargon milik PKI yang menyebutkan agama adalah candu sehingga dianggap dan dinilai membahayakan karena ilusi nya bisa mengendalikan negara, dan ada pula yang memberikan pendapat bahwa pernyataan ketua umum PSI adalah bentuk aktualisasi partai milineal yang cenderung mendukung sekelurisme
Namun, pernahkah ada yang menangkap, bahwa pernyataan ketua umum PSI adalah bentuk untuk memperoleh dukungan “sponsor”
Sponsor dalam tanda kutip, artinya pernyataan tersebut bisa dibaca dan diketahui oleh pihak sponsor yang memang tidak menginginkan agama menjadi pedoman sistem negara dan pihak yang memang menginginkan Indonesia sejak lama menjadi negara Sekuler tanpa peraturan-peraturan berbau agama
Dalam kepentingan kaum global elite dunia, platform atau garis juang politik sebuah partai menjadi catatan untuk pantas atau tidaknya parpol atau tokoh tersebut memperoleh dukungan (sponsor)
Teknik ini pernah dilakukan Jokowi ketika diawal melangkah menuju suksesi dari walikota solo menjadi Gubernur DKI dan dilanjutkan menjadi Presiden RI
Jokowi memasang logo atau simbol-simbol yang diketahui logo dan simbol kaum global elite, demi tujuan mendapatkan dukungan (sponsor) dari kekuatan dan kepentingan dari kaum global elite tersebut
2102509_20140427062422
Dalam sebuah kepentingan suksesi, sponsor atau dukungan internasional dibutuhkan untuk menjadi ‘pengaman’ bahkan sampai agenda kesuksesan sebuah suksesi, lalu bagaimana pihak internasional itu mengetahui bahwa tokoh atau parpol tersebut mencoba menarik dukungan mereka?
Salah satu caranya dengan mempromosikan, apa yang dimaksud mempromosikan? dengan simbol atau logo bahkan dengan jualan platfrom
Jokowi berhasil dalam memperoleh perhatian dukungan dunia internasional (kaum global elite) dengan simbol dan logo, dan kini PSI sebagai partai baru yang masih berjuang untuk mendapatkan dukungan secara luas mencoba dengan memberitahukan platform juangnya, tentu berharap dukungan (sponsor) internasional dapat memberi efek pembeda
Dapat diartikan dunia internasional dengan kaum global elitenya dapat diharapkan tertarik dan bisa saja menaruh perhatian khusus hingga akhirnya memutuskan dukungan (sponsor) kepada platform politik yang digaungkan dan diperjuangkan PSI sebagai partai politik di Indonesia, karena PSI berani menyatakan diri sebagai partai politik yang tidak akan mendukung peraturan-peraturan berdasarkan agama
Dukungan (sponsor) ini bisa saja tidak dalam bentuk dukungan uang atau finansial tetapi bisa dalam bentuk dukungan akses serta jaringan, karena dunia internasonal dengan kaum global elitenya menguasai seluruh akses dan jaringan dunia baik jaringan media ataupun jaringan satu kepentingannya dan ini dapat menjadi kekuatan tesendiri untuk PSI kedepannya
Namun, pernyataan Ketua umum PSI Grace Natalie tersebut juga dapat menjadi ‘blunder’ politik sendiri bagi pemilih Indonesia yang dinilai lebih banyak pemilih konservatif, pernyataan Ketua umum PSI ibarat menjadi catatan yang akan menjadi pemilah dan pengingat (catatan tersendiri) hingga nantinya menjadi keputusan akhir memilih atau tidak caleg PSI pada pileg 2019
Dinegara yang masih kental aturan-aturan yang tidak jauh dari aturan agama baik syariah dan injil, pernyataan ketua umum PSI adalah pernyataan yang langsung menempatkan PSI sebagai parpol yang masuk kotak untuk dibedakan atau diklasifikasikan alias harus diperhatikan secara khusus tindak tanduknya
Soal dipilih atau tidak, pernyataan ketua umum PSI akan menjadi salah satu pertimbangan khusus para pemilih
Tetapi bagi dunia internasional dengan kaum global elitenya, pernyataan ketua umum PSI akan menjadi angin surga dukungan (Sponsor) pada agenda global terhadap indonesia
Dan pada akhirnya, Indonesia pulalah yang harus memilih, bukan masyarakat dunia internasional dengan agenda kaum globalnya, apakah PSI bisa menjadi partai politik yang sesuai pilihan kultur Indonesia? dimana isi Pancasila sila ke-satu Ketuhanan yang maha esa adalah sila yang isi ruhnya didasari oleh agama
bang dw