Antara Brainwash dan Ambigunya Kebencian -->

Iklan Semua Halaman

Antara Brainwash dan Ambigunya Kebencian

Mahmud Thorif
23 Oktober 2018

www.emthorif.blogspot.comPeristiwa pembakaran bendera tauhid yang disebut sebagai bendera HTI adalah buah “brainwash” bawah alam sadar  yang dilakukan secara sistematis
Banyak pihak yang terdoktrin bahwa bendera bertuliskan kalimat tauhid adalah bendera HTI

Pihak kemendagri sudah memberikan klarifikasinya bahwa bendera tauhid berbeda dengan bendera HTI karena pada bendera HTI ada simbol HTI nya.

Berikut bendera Hizbut Tahrir Indonesia yang terdaftar di Kemendagri
images (3).jpeg

Namun, pada peristiwa yang terjadi di Garut pada peringatan hari santri, adalah buah menggeneralisasi berdasarkan doktrin tanpa adanya pendidikan lebih mendalam

Ambigunya kebencian, dengan menempatkan setiap bendera bertuliskan Laa ilaaha illallah adalah bendera HTI

Analogi peluru nyasar pun terjadi, tanpa pendidikan dan penjelasan yang cukup sehingga terjadi biasnya target tujuan dilapangan dengan mengatasnamakan pemberangusan

Ketidaktahuan mungkin saja terjadi, namun yang perlu diwaspadai adalah brainwash atau pencucian otak kepada pelaku dilapangan yang mudah digiring dan di arahkan

Asal ada tulisan Laa ilaaha illallah maka disebut bendera HTI

Sementara, diketahui ada yang namanya bendera dan panji Rasullullah, dimana kalimat tauhid menjadi tulisan yang utama

Berikut bendera dan Panji Rasullullah:
40522937_289612718296877_7098569885005711277_n

Dalam video yang beredar pun terlihat jelas bahwa yang digenggam dan dibakar adalah bendera dengan kalimat tauhid bukan bendera HTI yang terdaftar di Kemendagri

Ada kesan ketidakpengetahuan atau minimnya pendidikan untuk penjelasan mana bendera HTI dan yang mana bendera atau Panji Rasullullah dengan tulisan tauhid didalamnya

Sehingga yang terjadi di level bawah ormas Banser, ini bisa menjadi senjata yang berbahaya, ibarat analogi peluru nyasar yang bertindak salah kaprah atau salah sasaran

Brainwash “cuci otak” pun terjadi, generasi muda Banser yang minim pendampingan dan pendidikan akan bertindak pukul rata

Semua bendera dengan tulisan tauhid adalah bendera HTI yang harus dibakar

Doktrin alam bawah sadar pun terjadi dengan sendirinya, ditambah dengan lebih pancasilais, lebih NKRI maka aksi pukul rata bisa terjadi dengan massif

Kebencian dapat dengan mudah ditanamkan, seolah apapun berbau islamis menjadi hal yang harus diberangus karena membahayakan

Agenda islamphobia serta doktrin kebencian tanpa dasar menjadi senjata yang berbahaya karena dibiarkan tanpa adanya pendampingan serta pendidikan dari pusatnya

Bisa jadi, yang terjadi di Garut adalah korban dari pembiaran yang dilakukan oleh elite ormas

Justru pada peristiwa diGarut yang harus bertanggung jawab adalah para pemimpin elite ormas tersebut

Karena telah melakukan pembiaran serta menciptakan ambiguitas kebencian terstruktur tanpa adanya pendampingan serta pendidikan sebelumnya

Ibarat the man behind the gun, senjatanya tidak mengetahui mana yang benar dan mana yang salah, maka yang patut diminta pertanggungjawabannya adalah the man yang mematikkan senjata tersebut

Ini soal kebijakan serta keputusan organisasi, siapapun dan apapun yang terjadi dilapangan adalah tanggung jawab pimpinan organisasi

Ambiguitas kebencian serta minimnya pendidikan, sehingga menyebabkan salah kaprah serta tidak tepat sasaran pemberangusan

Kecuali, hal ini memang menjadi agenda yang sengaja diputuskan dan dibiarkan sengaja terjadi

Maka, agenda adudomba umat Islam jelang pilpres 2019, adalah agenda yang harus diwaspadai mungkin akan terjadi

Bang dw