Uang itu adalah titipan, rumah adalah titipan, tanah adalah titipan,
kendaraan adalah titipan, perabot rumah adalah titipan, anak-anak itu adalah
titipan, suami atau istri itu juga titipan, dan semua itu adalah titipan Allah
Taala.
Maka jika semua itu titipan, bersiaplah ketika uang itu akan diambil
oleh yang memiliki, jika rumah itu titipan, maka ikhlaslah jika suatu saat
rumah itu harus diambil oleh Yang Maha Memiliki, jika tanah itu adalah titipan
maka harus rela jika suatu diambil oleh-NYA, jika semua harta yang dimiliki dan
semua yang ada dalam hidup dan kehidupan kita adalah titipan, maka bersiaplah jika
suatu saat akan diambil.
Maka jika diri kita dititipi harta berlimpah, sebelum diambil oleh Yang
Maha Sempurna, manfaatkanlah harta itu untuk kebaikan, banyak berbuat baiklah
dengan karunia harta itu. Jangan berbuat sebaliknya, banyak berbuat buruk dan
jahat dengan harta yang dimiliki sehingga menyebabkan Allah Taala murka.
Jika diberi nikmat kendaraan, maka gunakanlah kendaraan tersebut yang
bermanfaat bagi diri, keluarga, dan orang lain. Karena sebaik-baik manusia
adalah yang bermanfaat bagi orang lain, tentu bermanfaat di sini adalah dengan
segala hal yang dimiliki.
Jika diberi rumah, maka pergunakanlah rumah itu untuk menumpuk bermacam
kebaikkan, misalnya dengan dijadikan markaz pengajian, tempat belajar dan
mengajar Al-Qur’an, dan lain sebagainya.
Semua karunia Allah yang diberikan kepada kita harus dimanfaat dengan
sebaik-baiknya, bukan sebaliknya.
Semua itu titipan, bahkan nyawa ini adalah titipan, jika suatu saat
Allah Taala mengutus malaikat Izrail untuk mengambilnya, nyawa ini pun akan
diambil. Maka berbekallah dengan banyak kebaikan, berbekallah dengan taqwa,
kerena taqwa ini adalah sebaik-baik bekal.
Semua itu titipan, maka gunakanlah untuk kebaikan selagi semua itu belum
diambil oleh Yang Maha Memiliki
TMT