TIKET MAHAL, SOLUSI ABAL-ABAL REZIM DARI TEGUR TRAVELOKA HINGGA UNDANG MASKAPAI ASING -->

Iklan Semua Halaman

TIKET MAHAL, SOLUSI ABAL-ABAL REZIM DARI TEGUR TRAVELOKA HINGGA UNDANG MASKAPAI ASING

Mahmud Thorif
02 Juni 2019

Oleh : Nasrudin Joha

Entah, apa yang difikirkan pejabat negeri ini. Mereka ini mengelola negara memikirkan rakyat atau hanya memikirkan perut mereka. Tidak jarang, ketika rakyat mengeluh butuh solusi atas masalah yang mereka hadapi, pejabat di negeri ini suka asbun, asal bunyi.

Orang bodoh jika ditanya suatu urusan, sering mengeluarkan jawaban ajaib. Dulu, TDL mahal kepala PLN kasih solusinya cabut meteran. Cabe mahal, Mendag suruh tanam sendiri, atau tawar lah. Daging mahal, Mentan minta makan bekicot. Sarden ada cacing, Menkesnya bilang mengandung protein. Beras mahal, rakyat diminta Ganjar makan tiwul bahkan kata Mba Puan diet dulu lah.

Sekarang juga sama, tiket pesawat mahal. Menhubnya lagi lagi mengeluarkan fatwa ajaib. Jika dirunut, semua jawabannya ajaib :

*Pertama,* tiket pesawat naik gapapa biar semua bisa naik bus. Biar bus kebagian berkah Lebaran. Dikiranya Jakarta - Papua, Jakarta - Makasar, bisa ditempuh pake bus. Kadang-kadang jawabannya kalau diurut kayak tidak melalui proses berfikir. Jadi, diproses dari perut langsung ke mulut, tidak melewati kepala dan otak.

*Kedua,* tiket pesawat naik nyalahin traveloka dan tiket dot kom. Hello ? Mereka ini siapa ? Cuma calo, cuma makelar tiket, mereka dapat untung juga Ga seberapa, mereka mengandalkan kuota. Klo yang pesan turun drastis seperti saat ini, mereka juga ikut terpukul.

Yang punya wewenang nentukan tarif tiket itu maskapai, yang punya regulasi dan wewenang untuk mengatur maskapai itu Pemerintah Cq Menhub. Kok nyalahin rakyat yang cuma jadi makelar ?

*Ketiga,* level kengawuran dan jawaban ajaib itu naik dari mulut sang menteri ke mulut presiden. Katanya, solusi tiket pesawat naik adalah undang maskapai asing. Lah, kapan kelar ? Ini Lebaran sudah tinggal beberapa hari. Bisa Sim salabim undang maskapai asing ?

Lagipula, problemnya bukan kelangkaan armada, tapi harga tiket yang tak terjangkau. Dampaknya? Sekarang semua penerbangan turun drastis. Kalau pesawat kosong, meski tarif naik apa itu tidak membuat maskapai nasional menjerit ?

Dulu, tiket naik katanya karena harga aftur naik sehingga undang pemain asing main bisnis hilir aftur di bandara. Sekarang alasannya apa mau undang maskapai asing ? Agar suplai penerbangan tinggi sehingga harga tiket turun ?

Bisnis penerbangan bukan bisnis kacang goreng yang bisa naik turun atas mekanisme pasar. Ada otoritas negara yang mengelola dan mengatur.

Coba lihat tarif TDL dan BBM yang naik, apa publik bisa menghukum PLN dan Pertamina dengan tidak membeli listrik dan BBM dari pasokan mereka ? Tidak bisa. Rakyat tidak bisa menghukum pasar, tapi rakyat yang dihukum produsen sehingga terpaksa membeli dengan harga berapapun yang disediakan pasar.

Barang yang bersifat publik, menguasai hajat hidup rakyat banyak, kendali harga itu ada pada negara, bukan mekanisme Pasar. Karena itu, negara yang punya tanggung jawab jangan dilempar kesalahan pada mekanisme pasar.

Karena itu, tarif tiket pesawat mahal itu bukan salah traveloka, bukan juga salah maskapai domestik. Itu murni kesalahan negara yang tak becus mengelola hajat hidup rakyat.

Awas, jangan malah menyalahkan rakyat, menyalahkan Lebaran, menyalahkan konsumen kenapa ngotot naik pesawat. Kan masih ada delman ? Masih ada Gojeg ? Grabcar ? Bahkan masih ada sepeda ontel.

Sontoloyo semua penguasa negeri ini ! [].