Oleh : Bang DW
Pilpres 2019 tinggal menghitung waktu, berbagai strategi telah dibuat dan diramu untuk meningkatkan elektabilitas dan penguasaan segala medan baik udara dan didarat
Namun, untuk saat ini tim TKN Jokowi
Mar’uf Amin dinilai lebih unggul dari tim TKN Prabowo Sandiaga dalam
meramu strategi pemenangan
Berikut indikator unggulnya strategi TKN Jokowi Mar’uf Amin:
Penguasaan medan opini secara nasional
Pembangunan opini disebut sebagai
strategi penguasaan pertempuran diudara dan tim TKN Jokowi Mar’uf Amin
untuk sementara masih dinilai unggul
Ucapan kata sontoloyo ataupun genderuwo adalah strategi memancing dan menarik
Ketika tim TKN Prabowo Sandiaga unggul sebagai penantang yang masih segar dan menarik perhatian publik
Dibutuhkan strategi pancingan untuk mendowngrade semua ritme kencang yang ada pada tim TKN Prabowo Sandiaga
Kata seperti sontoloyo dan genderuwo
berhasil membuat tim TKN Prabowo Sandiaga masuk kotak opini pembahasan
tiada habis dan sebagian terkuras perhatian pada hal-hal tersebut
Strategi mendowngrade serta menguras
perhatian tim TKN Prabowo Sandiaga dengan menyebarkan ”makanan”
kata-kata seperti sontoloyo dan genderuwo dinilai berhasil
Tim TKN Prabowo Sandiaga akhirnya terpancing ikut bermain pada gendang tarian yang dimainkan tim TKN Jokowi-Ma’ruf
Terpancing untuk asyik mengeluarkan
statement tanpa disadari agenda untuk memarketingkan nama Prabowo
Sandiaga ke masyarakat awam terbengkalai
Bahkan pemberitaan untuk memarketingkan
Prabowo berganti dengan pemberitaan statement atau pernyataan satu dua
orang TKN Prabowo yang membalas kata pancingan sontoloyo dan genderuwo
Nama Prabowo Sandiaga dengan sendirinya
terkatrol dan tergantikan dengan peran tokoh-tokoh yang menjadi
timsesnya yang sibuk tebar pesona melalui pernyataan-pernyataanya di
media
Para anggota timses Prabowo Sandiaga menjadi sibuk untuk “bersaing” secara internal dihadapan media
Dan indikator “kegenitan” timses Prabowo
yang selalu berhasil terpancing gendang yang dimainkan oleh timses
Jokowi-Ma’ruf sehingga menurunkan ritme kencang suksesi nama
Prabowo-Sandiaga
Ketika semua barisan Prabowo Sandiaga ikut masuk terkuras perhatiannya kepada “makanan” yang sengaja ditebar
Maka strategi memarketingkan nama Prabowo Sandiaga melalui program unggulannya pun akhirnya terbengkalai
Melupakan substansi dan menggantinya dengan glorifikasi
Tim TKN Prabowo Sandiaga kini lebih fokus memgglorifikasi kepentingan
Artinya lebih mengedepankan kepentingan pribadi dan partai politik
Belum ada pembagian fokus yang baik di
timses Prabowo Sandiaga juga ditenggarai karena adanya api dalam sekam
pada internal koalisi parpol yang ada
Pengamat politik mengatakan terlalu nyata
politik Sengkuni dalam koalisi Prabowo Sandiaga, dari kekuatiran tidak
mendapatkan kue kekuasaan hingga saling curiga berlebihan diantara
anggota koalisi
Kalau ini tidak dibenahi, kemungkinan besar akan mempengaruhi mesin politik Prabowo Sandiaga
Dan timses jokowi-Ma’ruf juga melihat
peluang ini, dengan menempatkan partai seperti PSI untuk menjadi trigger
paling depan dalam memancing opini nama partai
Timses Prabowo dan barisan akan
terpancing dengan membawa kepentingan parpolnya masing-masing ketika
menanggapi pancingan opini yang dibangun PSI
Glorifikasi atasnama partai pun terpaksa dipakai untuk mendowngrade apa yang sengaja ditebar PSI
Sehingga melupakan dan menempatkan glorifikasi suksesi Prabowo Sandiaga dalam posisi terbengkalai
Didarat, Tim TKN Jokowi-Ma’ruf bergerak sebagai petahana
Kelebihan sebagai petahana membuat timses
Jokowi-Ma’ruf dinilai lebih unggul secara strategi dalam mendekati
pemilih dibandingkan Tim TKN Prabowo Sandiaga
Pemilih diberikan pendekatan kenaikan
gaji ASN dan pensiun, program hunian DP nol persen bagi ASN dan TNI, dan
belum lagi dana desa dan dana kelurahan
Pendekatan massif dan sistematis oleh
petahana pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin tidak ditanggapi juga dengan agenda
langsung kepemilih oleh timses Prabowo Sandiaga
Kembali, tim TKN Prabowo Sandiaga lebih asyik meladeni dan melayani pertempuran di udara (media dan opini)
Tim TKN Prabowo Sandiaga tidak turun
langsung kepemilih dengan program-program unggulan yang ditawarkan dan
lebih terfokus untuk “melawan” mengalahkan kecebong dan keturunannya
Apa program yang ditawarkan Prabowo Sandiaga? Apakah sudah massif dan sistematis disebarkan ke para pemilih?
Indikator bagi petahana adalah soal puas
atau tidak puas akan kepemimpinan sementara bagi penantang yang masih
segar adalah soal pendekatan dan program yang ditawarkan
Tim TKN Prabowo Sandiaga dinilai masih
stagnan dan minim kreasi untuk pendekatan ke pemilih karena alasan utama
yaitu para timses Prabowo Sandiaga lebih terfokus pada menjual program
dan target suara parpol dan calegnya
Mungkin inilah resiko keputusan pileg dilakukan bersamaan dengan pilpres
Tidak ada fokus pemenangan
Karena akhirnya ditempatkan dalam posisi
memilih kepentingan, pertanyaannya kepentingan yang mana? Memenangkan
kepentingan parpolnya atau memenangkan kepentingan ganti presiden
Berbenah dalam waktu yang masih ada, apakah tim TKN Prabowo Sandiaga masih bisa lebih fokus untuk bergerak demi kemenangan?