Memancing Penghinaan Untuk Meraih Dukungan -->

Iklan Semua Halaman

Memancing Penghinaan Untuk Meraih Dukungan

Mahmud Thorif
28 November 2018
Oleh : Bang DW

Menjadi orang bodoh bukanlah sebuah pilihan, namun terkadang menjadi orang bodoh bisa menjadi pilihan ketika sedang membutuhkan dukungan
Yang kita bicarakan ini, bukan kebodohan alamiah, tetapi kebodohan yang sengaja diciptakan untuk menarik perhatian
Apa itu kebodohan yang sengaja diciptakan? Yaitu kebodohan palsu
Kebodohan yang sengaja dicari, untuk mendapatkan olok-olok dan dari kegaduhan olok-olok tersebut timbullah perhatian rasa simpati publik untuk dukungan
Mencari cara publik untuk memperolok dan menyebutnya bodoh dari kata-kata yang sengaja dibuat sendiri
Bagi orang yang sudah terlanjur tidak menyukai maka responnya pasti negatif dan membalas dengan sebutan bodoh
Ini adalah sebuah teknik memposisikan, playing victim terjadi juga didalamnya, dengan menempatkan orang atau pihak yang tidak suka dan memberi respon yang negatif adalah orang atau pihak tidak beradab, tidak pantas mendapatkan dukungan
Selanjutnya poin dukungan pun bisa diperoleh oleh pembuat kebodohan palsu dengan memainkan teknik playing victim
Melawan atau merespon orang yang sengaja membuat kebodohan palsu haruslah dengan cara tidak terpancing atau tidak merespon
Memberi respon negatif berarti berhasil terpancing permainan yang sengaja diciptakan
Karena itu adalah tujuan dari permainan kebodohan palsu tersebut, ketika respon itu muncul maka berlanjut pada teknik memposisikan diri
Bagi yang merespon negatif kebodohan palsu disebut orang atau pihak yang tidak memiliki etika, adab dan sebagainya sementara yang melakukan kebodohan palsu langsung menempatkan diri sebagai korban (playing victim)
Inilah teknik kebodohan palsu yang sengaja diciptakan untuk memancing reaksi tuduhan dan reaksi negatif
Kata-kata berkonotasi kampungan, premanisme seperti gebuk, sontoloyo, ataupun tabok adalah kata-kata yang sengaja dibuat untuk memancing reaksi orang atau pihak yang tidak menyukainya
Sehingga keluarlah respon negatif untuk menyudutkan bahwa yang berbicara itu adalah pemimpin yang bodoh dan sebutan lainnya
Padahal itu adalah pancingan atau jebakan Betmen yang sengaja dibuat atau diciptakan
Teknik marketing akhirnya ada, dengan menjatuhkan pihak pembully atau yang merespon negatif sebagai pihak yang tidak beretika atau tidak beradab dan dukungan militan pun lahir dari pendukung orang yang membuat kebodohan palsu yang merasa marah pada junjungan nya dihina negatif dan pemimpin yang bodoh
Hukum Aksi dan reaksi terjadi
Memancing respon dikedua belah pihak, baik pihak anti dan pihak yang mendukung, bagi yang anti akan terpancing untuk mengatai itu kebodohan sementara bagi pendukung itu menjadi bahan bakar untuk kasihan dan membalas melawan
Hingga sang pembuat kebodohan palsu akhirnya memposisikan diri menjadi korban dengan tampilan ndeso dan kampungannya yang dibuat
Teknik ini adalah teknik memancing dengan mengorbankan diri sebagai produk yang bermain pada tataran harus dibenci sekaligus dikasihani berdasarkan pilihan politiknya masing-masing
Produk gagal yang mencari perhatian dengan segala aksi reaksinya demi tetap pada posisi pertama perhatian
Selama tetap berada pada posisi pertama perhatian (pembicaraan publik), maka produk gagal tetap memiliki nilai jual tinggi mengalahkan produk baik yang tidak banyak memainkan issue reaktif
Paham kan?
Bang dw