Petruk Dadi Pandito -->

Iklan Semua Halaman

Petruk Dadi Pandito

Mahmud Thorif
19 Oktober 2018

www.emthorif.blogspot.comLakon petruk dadi ratu sudah sering kita mendengarnya, lalu bagaimana dengan Petruk dadi Pendito mungkin sedikit asing ditelinga walau telah dimainkan juga oleh para dalang terkenal seperti Ki Manteb Sudarsono, Ki Seno Nugroho ataupun Ki Sumur Hadi Carito

Lakon Petruk dadi pandito menggambarkan kisah kehidupan manusia sehari-hari dalam sentuhan dialog pendekatan pewayangan
Kita bicara tentang satu sosok sentral yang selalu menarik perhatian dengan segala kelemahan dan kelebihannya dihadapan guru serta punakawan lainnya, ditambah lukisan tentang ambisi manusia serta dampaknya kepada kehidupan semesta
Petruk adalah salahsatu tokoh punakawan dalam pewayangan Jawa, Petruk tidak disebutkan dalam kitab Mahabarata India. Keberadaan tokoh ini dalam dunia pewayangan merupakan gubahan asli masyarakat Jawa. Di ranah Pasundan (Jawa Barat), tokoh Petruk lebih dikenal dengan  nama Dawala atau Udel.
Kali ini, lakon petruk dadi pandito adalah lakon yang menggambarkan sisi humanis satu tokoh yang menjadi tokoh sentral yang pada akhirnya menempatkan sisi spritual untuk menjadi penyelamat atas kelemahan diri selama ini
Bagaimana tokoh yang dinilai dengan ketidakmampuan serta kelemahannya bisa dipilih menjadi sosok pemimpin negeri, dengan modal tampilannya sebagai sosok tokoh  yang sederhana serta merakyat
Rakyat negeri dibuat terpana serta terpesona dengan kehadiran sosok petruk, seperti melihat tampilan yang diimpikan selama ini, kalimat rakyat pun seragam “inilah pemimpin yang pro rakyat, seorang satria piningit yang diimpikan selama ini”
Dalam perjalanan kepemimpinan petruk menjadi raja, negeri disuguhkan begitu banyak akrobat kegaduhan-kegaduhan sehingga sebutan sebagai kerajaan autopilot pun sempat disematkan oleh media dari kerajaan tetangga
Kegaduhan tiada henti, label pemimpin sederhana pun memudar seiring tampilannya yang kini makin berubah, bukan lagi menampilkan sosok rakyat dengan penampilan pakaian dan sepatu harga kaki lima, kini sang raja telah menjadi sosok raja yang gaul dengan penerimaan penampilan lumrah sepatu diatas 2 juta rupiah
Petruk  telah menjadi raja dengan tampilan flamboyan, lebih asyik masyuk dengan kelompok dan pendukungnya sendiri, sementara bagi pengkritik serta para oposannya ditempatkan seolah barisan yang tidak move on karena tidak mau menjadi pendukungnya
Kerajaan autopilot dengan para punggawa istana yang memiliki pola pikir “ora urus yang penting happy karena elektabilitas raja mumpuni versi lembaga survei bayaran istana”, situasinya pun membuat semakin tidak jelas
Kebijakan dilakukan seenak kepentingan kita..kita..kita, pembangunan berkelanjutan tinggal diklaim usaha kita, tentu tidak termasuk prestasi utang bejibun, karena itu tinggal tunjuk murni kesalahan raja sebelumnya
Petruk jadi raja menempatakan pencitraan sebagai hal utama, karena petruk paham dirinya sebagai raja penuh ketidakmampuan, dengan pencitraan maka semua kelemahan dan ketidakmampuan tertutupi dengan matang, sematang janda tetangga yang pisah mengikuti waktu panen berjangka
Berjalannya waktu, pemilihan pun akan kembali dilakukan untuk memilih raja untuk periode selanjutnya, sebagai sosok raja milineal dengan jiwa kolonial, petruk tentu menjadikan komik juki menjadi acuan tambahan untuk melihat peta petarungan dan pertaruhan togel, kira-kira kode apa dan nomor mana yang akan keluar
Setelah dibaca bolak balik karena tidak mengerti, petruk menilai 212 sebagai angka kode alam dan sebuah fenomena ancaman, pangsa pasar spritual serta trend tokoh agamis menjadi patokan pilihan
Petruk pun mulai berpikir dengan otaknya yang ber IPK dibawah 2, dia harus memilih dan menjadikan seorang pandito alias ulama sesuai kode alam 212 sebagai orang nomor 2 setelah dirinya untuk menarik pilihan pangsa pasar dan mengikuti trend yang ada sehingga selamatlah karier di raja U-57
Petruk harus dua periode, dengan pilihan arah lebih mendekati kaum ulama, sesuai masukan dan aspirasi setelah bermain mobile legend
lebih alim dan lebih soleha (akibat efek keselip lidah al fateka), sehingga bisa menarik dukungan para rakyat kerajaan untuk periode ke dua
Namun, apakah pilihan petruk akan menjadi terbukti dan berhasil? menjadi lebih alim dan mulai berbicara bijak layaknya para begawan-begawan sehingga membuat rakyat terpana dan terpesona kembali
Petruk dadi Pandito, dengan pilihan arah angin sesuai penembak peluru nyasar dari bukan anggota perbakin yang sempat menghebohkan ruang dewan kerajaan, arah angin lebih begawanan dan menjadikan ulama orang nomor 2 yang akan mendampinginya kedepannya
Walau, Petruk mendapatkan nomor urut 1, hal tersebut belum membuat dirinya tenang, karena ibarat nomor urut tunggu bidan puskesmas, nomor satu adalah nomor urut paling pertama untuk disuntik, dan itu tidak membahagiakannya malah membuat trauma karena terus terbayang akan wajah sang bidan yang mirip dengan aktivis LGBT berinisial hartoyo
Lima bulan lagi, waktu pemilihan, semoga pilihannya yang memilih pandito sebagai arahan kedepan adalah sebuah keberuntungan, dan impian menjadi raja 2 periode pun terwujud dengan seksama dan dalam tempo sesingkat singkatnya
 bang dw