Kurikulum Sekolah (Tulisan Pertama dari Tiga Tulisan) -->

Iklan Semua Halaman

Kurikulum Sekolah (Tulisan Pertama dari Tiga Tulisan)

Mahmud Thorif
19 Maret 2018


Oleh : Mahmud Thorif

Dunia sekolah adalah dunia belajar mengajar, di mana ada guru yang mengajar dan ada murid yang belajar dan bisa pula sebaliknya, guru bisa belajar dari para murid dengan bermacam karakter masing-masing, baik dalam berkomunikasi, memecahkan masalah, atau memberi solusi.

Berbincang dunia sekolah maka tidak lepas dari kurikulum, yaitu perangkat mata pelajaran yang diajarkan pada lembaga pendidikan. Misalnya yang terbaru adalah Kurikulum 2013 yang dikeluarkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhammad Nuh, di awal Tahun Ajaran 2013/2014. Walau kebijakan Menteri Pendidikan pada waktu itu banyak menuai kritik sehingga penggunaan Kurikulum 2013 akhirnya diundur atau dibatalkan pada masa Anies Baswedan. Padahal dari segi biaya sudah mengeluarkan banyak anggaran dengan memberi banyak pelatihan instruktur dan guru-guru, serta buku-buku penunjang.

Banyak sekolah-sekolah yang sudah menerapkan Kurikulum 2013 ini akhirnya kembali menggunakan Kurikulum 2006 atau yang lebih dikenal dengan Kurikulum Satuan Tingkat Pendidikan (KTSP) dan adapula sekolah yang tetap menjalankan Kurikulum 2013 karena ditunjuk sebagai sekolah percontohan.

Bicara kurikulum maka kita bicara materi pendidikan, tentunya materi Sekolah Dasar berbeda dengan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan juga berbeda pula dengan Sekolah Menengah Atas (SMA) karena memang dari segi usia juga berbeda. Misalnya di SD struktur kurikulum Kurikulum 2013 sejumlah 36 jam pelajaran tiap pekan, dengan asumsi 1 jam pelajaran di SD adalah 35 menit. Berbeda dengan di SMA yang 1 jam pelajaran mencapai 45 menit, pun berbeda dengan di perguruan tinggi.

Kurikulum pendidikan yang dikeluarkan oleh kementerian pendidikan tentulah jika memang benar-benar diterapkan dan diajarkan dengan baik dan benar bisa menghasilkan murid-murid yang cerdas dan mencerdaskan. Sudah barang tentu, yang namanya sebuah program tentu ada kelebihan dan adapula kekurangan. Di sinilah diperlukan peran guru dalam proses pembelajaran.

Adanya kurikulum yang tampak kasat mata tentu adapula kurikulum yang tidak kasat mata, atau para ahli menamakan hidden curriculum (kurikulum tersembunyi). Kurikulum tersembunyi sangat berperan dalam penanaman karakter bagi setiap peserta didik. Hakikatnya, kurikulum tersembunyi ini adalah kurikulum yang tidak dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan namun bisa mendisiplinkan, mencerdaskan, dan tentu mensholihkan peserta didik. Kurikulum tersembunyi ini bisa mengajarkan bagaimana peserta didik bisa antri dengan tertib, bagaimana bisa berbagi dan peduli kepada sesama, dan lain sebagainya.

Sempurnanya sebuah kurikulum pendidikan harus diimbangi oleh para pendidik atau guru dalam mengajarkan materi kurikulum yang ada. Tentulah harus dengan metode-metode yang baik dan bisa dipahami oleh peserta didik.

Nah maka diperlukan keterampilan para pendidik dalam mengajarkan kurikulum yang telah ditetapkan ini dengan sempurna kepada peserta didik. Tentulah dengan bermacam metode yang tepat. Karena sebaik apapun kurikulum, jika metode yang dipakai tidak sesuai dengan kondisi peserta didik, hasilnya nihil.

InsyaAllah kita akan berbincang di edisi mendatang tentang bermacam metode pembelajaran yang bisa diterapkan oleh para pendidik.

Salam pendidikan.

Penulis : Mahmud Thorif, Redaktur Majalah Fahma