Belajar dari Masa Lalu -->

Iklan Semua Halaman

Belajar dari Masa Lalu

Mahmud Thorif
12 Februari 2013




Masa lalu, atau sejarah. Siapa sih yang tidak punya masa lalu? Semua orng pasti punya, semua orang pasti pernah meninggalkan masa lalunya. Yang sekarang anak-anak, pasti sudah meninggalkan masa bayinya, yang sekarang remaja, pasti sudah meninggalkan masa anak-anaknya, yang sekarang sudah dewasa pasti telah melalui masa-masa remaja, yang sekarang tua pasti dahulunya merasakan masa-masa mudanya, bahkan yang sekarang sudah tiada pastinya telah melalui perjalanan hidupnya.
Itulah masa lalu, masa yang tidak akan pernah bisa kita ulang walau seperseribu detikpun. Masa yang telah membuat kita seperti sekarang ini. Itulah masa lalu.
Ada yang sangat-sangat membanggakan masa lalunya karena memang pantas untuk dibanggakan. Ada juga yang sangat-sangat menutupi masa lalunya karena memang dianggap memalukan. Ada juga manusia yang biasa-biasa saja dengan masa lalunya, karena ia berjalan apa adanya. Ada yang ingin membuang jauh-jauh masa lalunya karena sangat mengecewakan. Ada juga yang membenci masa lalunya karena telah membuatnya kecewa. Dan tentunya masih banyak manusia dengan bermacam masa lalunya.
Sudah pasti, Allah Rabbul’alamin menciptakan masa lalu tidak untuk sia-sia, Allah Ta’ala menciptakan masa lalu untuk dijadikan pelajaran bagi masa sekarang dan tentunya masa yang akan datang. Orang cerdas akan belajar dari masa lalunya, misalnya seorang murid yang harus rela menempuh kelasnya dalam dua tahun, seharusnya dia harus bisa mengambil pelajaran mengapa begini? Mengapa begitu? Misalnya lagi saat datang terlambat ke sekolah pasti harus melakukan ini dan itu, kalau dia bisa belajar dari masa lalu dia akan menekan sekecil mungkin untuk datang terlambat. Masa lalu harus diambil hikmahnya, diambil pelajarannya, bukan sebagai hiasan kehidupan kita.
Kalaulah ada pepatah, pengalaman adalah guru yang terbaik, maka pantas juga kita mengubahnya, masa lalu adalah guru kita sekarang dan yang akan datang.
Kita harus bisa mengambil hikmah dari masa lalu kita, orang tua kita, guru-guru kita, sahabat kita, dan orang lain pada umumnya.
“Demi masa. Sungguh manusia itu dalam kerugian. Kecuali yang beriman kepada Allah, beramal kebaikan, dan mereka saling menasihati dalam kebaikan dan takwa.” Alquran Surat An-Nashr.
*) Tuswan Reksameja, Redaktur Majalah Fahma, Cerdas di Rumah Cerdas di Sekolah.